RSS Feed

Peran Orangtua terhadap Remaja

Posted by meirina Label:


Remaja adalah individu yang masih mencari jati diri. Mereka sangat rawan akan pengaruh negatif dari lingkungannya. Oleh karena itu peran orangtua ketika anak menginjak usia remaja sangat penting. Sekarang ini, remaja sangat berbeda dengan remaja zaman dulu. Selain karena faktor zaman, juga akibat lingkungan dengan segala kemudahan, membuat mereka menjadi individu-individu yang lemah, manja dan terlalu cepat menyerah. Semangat yang mendarah daging dari kakek neneknya terhambat oleh pengaruh lingkungan yang kejam.




Tanpa arahan dan petunjuk dari orangtuanya, mereka tidak akan bisa keluar dari lubang jarum 'kehinaan' yang siap menjerat. Sayangnya, orangtua kurang bisa memainkan peran dengan baik. Orangtua kadang kala membandingkan keadaan mereka ketika masih kecil dengan keadaan anaknya sekarang. Padahal banyak sekali perbedaan situasi ketika dulu dengan sekarang. Mulai dari hal yang kecil, seperti sikap kritis yang ditunjukkan anak di awal perkembangan; sampai hal yang besar, seperti sikap berontak anak di masa remajanya.

Orangtua juga sering kali membandingkan anaknya dengan anak orang lain yang lebih pintar, penurut, alim dan sopan. Padahal, setiap anak mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menjadi baik merupakan tujuan. Tapi tidak selalu sama cara mencapainya ke sana antara anak yang satu dengan yang lainnya. Orangtua boleh berharap, tetapi jangan memaksa mereka menjadi seperti yang diinginkannya. Orangtua harus bisa bersikap bijaksana. Harus bisa menjadi sosok yang dekat dan mengetahui apa yang tengah dihadapi oleh anaknya.

Biarkan mereka menjadi dirinya sendiri. Berilah mereka kesempatan untuk bertanggung jawab dan mengetahui resiko yang akan diterima. Dengan memahami karakter dan situasi yang mereka hadapi, Insya Allah orangtua akan membantu anaknya mencari jati diri mereka sebenarnya menjelang usia remaja.

Remaja sekarang lebih rawan terkena dampak negatif dari lingkungan. Lemahnya benteng pertahanan mereka serta semakin gencarnya media massa, baik elektronik maupun cetak, melahirkan generasi-generasi pemimpi yang tak mau bangun dari mimpinya. Oleh karena itu, selain peran orangtua yang cukup penting dalam mengarahkan anaknya; peran media massa juga turut andil di dalamnya. Bagaimana orangtua menyikapi fenomena seperti itu? Pertanyaan seperti itulah yang seharusnya lebih ditekankan untuk di bahas dari pada menguak tertalu banyak.

Dengan berorientasi dengan cara menangani bukan menguak kembali latar belakang masalah, kenakalan remaja akan sedikit demi sedikit terobati. Dengan memaksimalkan peran orangtua dan guru dalam mendidik remaja serta meminimalisir pengaruh negatif lingkungan sekitar remaja akan terselamatkan dari sihir dunia yang menyesatkan. Dan untuk kedepannya, masa depan generasi penerus bangsa akan juga terjaga. Jika keadaan seperti ini, dunia akan terlindungi dari kehancuran yang di sebabkan oleh manusia itu sendiri.

Faktor Perkembangan Remaja
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktiviti anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemacu timbulnya kenakalan remaja. Pengawasan orangtua yang tidak memadai terhadap remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan tidak sesuai merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan munculnya kenakalan remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga berhubungan dengan kenakalan. Faktor genetik juga termasuk sebagai pemacu timbulnya kenakalan remaja, meskipun peratusnya tidak begitu besar.

Pengaruh rekan sebaya
Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko remaja untuk menjadi nakal.

Pengaruh tempat tinggal
Komunitas juga dapat berperan dalam memunculkan kenakalan remaja. Masyarakat dengan paras kriminal tinggi memungkinkan remaja mengamati berbagai model yang melakukan aktiviti kriminal dan memperoleh hasil atau penghargaan atas aktiviti kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering ditandai dengan kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dari golongan kelas sederhana. Kualiti pendidikan di sekolah, perbelanjaan di sekolah, dan aktiviti di luar kawalan adalah faktor- faktor lain dalam masyarakat yang juga berhubungan dengan kenakalan remaja.

Gaya hidup
Beberapa anak muda sekarang melihat trend atau fashion dari tontonan yang ada, atau dari televisi. Mereka bilang "Gaul" kalau fashion atau gaya sekarang diikuti. Apalagi tidak hanya dari aksesoris yang mereka tampilkan, tapi juga dari cara berpakaian mereka. Gaya berpakaian anak muda sekarang mencondong ke barat-baratan. Apalagi film-film yang disajikan juga sudah banyak yang berbau pornografi.

Oleh karena itu, peran orang sangatlah dibutuhkan. Terutama perhatian dan kasih sayang orangtua. Semoga remaja indonesia, menjadi remaja islami yang menegakkan panji-panji islam.

Selengkapnya...

Berkomunikasi dengan Anak Remaja

Posted by meirina Label:


Disekitar kita banyak orang tua yang mengeluh karena mengalami kesulitan ketika harus berkomunikasi dengan anaknya yang menginjak remaja. Ada yang sebelum menginjak remaja si anak dan orang tua tidak ada masalah atau konflik tetapi ketika si anak menginjak usia remaja, saat itu seperti berubah total dan siapakah yang salah? bagaimana agar komunikasi dengan anak tidak terputus.



Seperti diketahui masa remaja merupakan masa dimana si anak mengalami transisi atau periode banyak perubahan yang terjadi secara bersamaan. Ketidakmampuan si anak remaja didalam mengatasi keadaan menekan karena perubahan-perubahan tersebut, sering menyebabkan timbulnya gangguan didalam perilakunya. Perubahan yang akan terjadi pada anak usia remaja yaitu perubahan fisik, kognitif, sosial, dan emosional.
Didalam perubahan-perubahan itu, sebaiknya komunikasi antara si anak dan orang tua sebaiknya dijaga. Tetapi pada kenyataannya tidak sedikit orang tua yang kurang bisa berkomunikasi dengan anaknya khususnya ketika si anak berusia remaja. Hal ini diakibatkan banyak orang tua yang kurang menyadari adanya respon (verbal atau nonverbal) ketika menanggapi si anaknya, sehingga menyebabkan hambatan ketika berkomunikasi.
Contoh respon yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya yang bisa menyebabkan terputusnya komunikasi seperti mengancam-memperingatkan, memerintah, menilai-mengkritik-tidak setuju-menyalahkan, menasehati-menyelesaikan masalah, menghindar-mengalihkan perhatian-menertawakan, mendesak-memberi kotbah, memberi kuliah-mengajari, mencemooh-membuat malu, menyelidiki-mengusut, dan memuji-menyetujui.
Ungkapan tersebut dapat membuat anak untuk;
- menghentikan pembicaraaan
- mempertahankan diri
- menyerang/berdebat
- merasa rendah diri
- benci dan marah
- merasa bersalah
- merasa diperlakukan seperti anak kecil
- merasa tidak dimengerti
- merasa perasaan-perasaannya tidak dibenarkan
- merasa sedang diinterogasi
Sehingga komunikasi antara si anak dan orang tua akan terasa terputus, sebenarnya semua kriteria diatas tersebut sering dilakukan orang tua karena didalam otoritasnya sebagai orang yang harus dipatuhi oleh si anak.

Selengkapnya...

"SEKS REMAJA DAN ABORSI"

Posted by meirina Label:


Aborsi pun akhirnya menjadi buah simalakama di Indonesia.Di sisi lain aborsi dengan alasan non medik dilarang dengan keras di Indonesia tapi di sisi lainnya aborsi ilegal meningkatkan resiko kematian akibat kurangnya fasilitas dan prasarana medis , bahkan aborsi ilegal sebagian besarnya dilakukan dengan cara tradisonal yang semakin meningkatkan resiko tersebut.



Angka kematian akibat aborsi mencapai sekitar 11 % dari angka kematian ibu hami dan melahirkan , yang di Indonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup , sebuah angka yang cukup tinggi bahkan untuk ukuran Asia maupun dunia.
Tapi ada satu hal yang perlu di garis bawahi mengenai hal ini.Angka kematian akibat aborsi itu adalah angka resmi dari pemerintah, sementara aborsi yang dilakukan remaja karena sebagian besarnya adalah aborsi ilegal. Praktek aborsi yang dilakukan remaja sebagaimana dilaporkan oleh sebuah media terbitan tanah air diperkirakan mencapai
5 juta kasus per tahun, sebuah jumlah yang sangat fantastis bahkan untuk ukuran dunia sekalipun.Dan karena ilegal aborsi yang dilakukan remaja ini sangat beresiko berakhir dengan kematian.

Pro Live v.s Pro Choise

Pada tahun 1996 terjadi peristiwa yang mengejutkan publik Amerika , Paul Hill seorang mantan pendeta Presbyterian menyerang klinik aborsi Ladies Center di Pensacola, Florida dan menembak mati dua orang dokter dan seorang perawat serta melukai beberapa orang lainnya.
Peristiwa tersebut menandai titik ekstrim dari peseteruan kelompok pro live dan pro choise di Amerika Serikat. Isu aborsi yang terbagi dalam kedua mazhab besar ini bisa menyebabkan seorang politisi di Amerika Serikat naik atau terdepak dari kursinya. Perdebatan antara kedua kutub ini mulai terjadi ketika aborsi dilegalkan di Amerika Serikat pada tahun 1973.
Pro Live berargumen bahwa setiap manusia termasuk yang belum lahir memiliki hak untuk hidup, dan hak seseorang untuk hidup merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia universal, sementara kelompok pro choise beranggapan bahwa seorang perempuan
berhak menentukan pilihan atas tubuhnya, dan hak menentukan pilihan adalah hak asasi manusia yang harus dilindungi.
Kubu pro choise semakin menguat bukan saja di Amerika melainkan juga di dunia pada masa Bill Clinton berkuasa. Kebijakan pemerintah Amerika Serikat pada waktu itu menguntungkan kubu pro choise diantaranya pengucuran dana pemerintah kepada klinik-klinik aborsi (yang kemudian dihentikan pada masa George W Bush berkuasa).
Selain itu di dunia internasional pemerintah Amerika Serikat berhasil mensponsori dan mempengaruhi banyak negara di dunia untuk mendukung kebijakan yang condong ke kutub pro choise dalam konvensi-konvensi badan dunia PBB dalam hal kependudukan,
keluarga dan perempuan.

Kebijakan Aborsi di Indonesia

Indonesia termasuk salah satu negara yang menentang pelegalan aborsi dalam konvensi-konvensi badan dunia PBB, satu kubu dengan negara-negara muslim dunia ,sebagian negara Amerika Latin dan Vatikan.
Di Indonesia aborsi dianggap ilegal kecuali atas alasan medis untuk menyelamatkan nyawa sang ibu. Oleh karena itulah praktek aborsi dapat dikenai pidana oleh negara. Fatwa lembaga keagamaan pun rata-rata mendukung kebijakan pemerintah tersebut , misalnya fatwa Majlis Tarjih Muhammadiyah tahun 1989 tentang aborsi yang menyatakan bahwa aborsi dengan alasan medik diperbolehkan dan aborsi dengan alasan non medik diharamkan.
Akan tetapi bisakah Indonesia digolongkan dalam kubu pro live. Jawabnya bisa ya bisa tidak. Walaupun kebijakan pemerintah Indonesia dengan melarang parktek aborsi condong ke kubu pro live akan tetapi kebijakan lainnya justru mendorong terjadinya
praktek aborsi. Diantaranya larangan bagi siswa/i yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan menengah untuk menikah. Kebijakan inilah yang mendorong terjadinya praktek aborsi, siswi yang hamil akan dikeluarkan dari sekolah dan dilarang untuk melanjutkan studynya, selain oleh karena tekanan orang tua, masyarakat dan lingku-ngan. Karena itulah aborsi menjadi pilihan terbaik dari yang terburuk yang bisa diambil oleh seorang remaja yang hamil di luar nikah.


Penutup dan Analisa

Memang mencegah lebih baik daripada mengobati. Memberi pengetahuan mengenai beresikonya melakukan seks pra nikah atau sex bebas adalah salah satu metode paling tepat untuk menurunkan resiko kehamilan di luar nikah. Akan tetapi ketika nasi telah menjadi bubur apa tindakan kita.Apakah kita hanya terbatas pada menghukum dan
menghakimi mereka saja.
Kesalahan mereka tidak bisa dilepaskan dari kesalahan kita juga, baik sebagai orang tua, pendidik maupun komponen masyarakat lainnya. Oleh karena itulah perlu dicarikan sebuah solusi yang tepat dalam menangani masalah ini.
Indonesia memang bukan seperti negara maju, dimana mereka sudah berpengalaman dalam menangani masalah-masalah seperti ini dengan melibatkan semua pihak, baik orang tua, para guru, teman-temannya di sekolah bahkan juga pemerintah. Sementara Indonesia yang merupakan negara yang bertransisi dari masyarakat tradisonalis ke masyarakat modern bahkan pra modern tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi
persoalan ini. Sehingga aksi-aksi yang dilakukan pun lebih banyak merupakan aksi panik seperti halnya mengeluarkan siswi hamil tersebut.
Resiko meningkatnya perilaku seks pra nikah dan seks bebas tidak dapat dihindari akibat perkembangan budaya modern dan meningkatnya usia pasangan nikah. Tapi sangat disayangkan apabila pemerintah dan juga kalangan pendidik dan komponen masyarakat tidak memiliki sebuah konsep yang terarah dan jelas untuk menghadap fenomena sosial ini. Peningkatan usia nikah harusnya juga diikuti dengan pembekalan mengenai sex pada kalangan remaja sehingga mereka bisa mengendalikan diri dan menjauhi perilaku sex beresiko tersebut. Akan tetapi budaya sex tabu menempatkan kalangan remaja seperti anak kecil yang dipandang dan dianggap tidak perlu tau masalah sex.
Selain itu perlu ada jaminan, bila memang pemerintah mengambil kebijakan pro live seharusnya diikuti kebijakan-kebijakan lain yang sifatnya melindungi hak kalangan remaja bila mereka mengalami kehamilan di luar nikah , diantaranya hak untuk meneruskan pendidikan, hak untuk mendapatkan fasilitas perawatan medis dan psikis yang memadai serta jaminan perawatan terhadap bayi yang akan dilahirkannya.
Apabila jaminan-jaminan seperti ini tidak mampu disediakan oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat maupun komponen masyarakat lainnya termasuk orang tua dan pendidik, maka kebijakan pelarangan aborsi menjadi kontra produktif bagi
remaja, dan pencegahan praktek aborsi ilegal oleh remaja menjadi sia-sia.

Selengkapnya...

Remaja Putri dan Siklus Menstruasi

Posted by meirina Label:


Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi.
Pada awal masa pubertas, kadar hormon LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) akan meningkat, sehingga merangsang pembentukan hormon seksual. Pada remaja putri, peningkatan kadar hormon tersebut menyebabkan pematangan payudara, ovarium, rahim, dan vagina serta dimulainya siklus menstruasi.




Di samping itu juga timbulnya ciri-ciri seksual sekunder, misalnya tumbuhnya rambut kemaluan dan rambut ketiak.
Pubertas pada remaja putri umumnya terjadi pada usia 9-16 tahun. Tampaknya usia pubertas dipengaruhi oleh faktor kesehatan dan gizi, juga faktor sosial-ekonomi dan keturunan. Remaja putri yang gemuk cenderung mengalami siklus menstruasi pertama lebih awal. Sedangkan remaja putri yang kurus dan kekurangan gizi cenderung mengalami siklus menstruasi pertama lebih lambat. Siklus menstruasi pertama juga terjadi lebih awal pada remaja putri yang tinggal di kota.
APA ITU SIKLUS MENSTRUASI???
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan membentuk siklus menstruasi.
Menstruasi pertama (menarke) pada remaja putri sering terjadi pada usia 11 tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.

Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan pada hari ke-1 dan berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Umumnya, siklus menstruasi yang terjadi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.

Bagi remaja putri, mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur pada masa-masa awal adalah hal yang normal. Mungkin saja remaja putri mengalami jarak antar 2 siklus berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan terjadi 2 siklus. Namun jangan khawatir, setelah beberapa lama siklus menstruasi akan menjadi lebih teratur.
Pengetahuan akan siklus menstruasi yang dialami sangatlah penting bagi remaja putri. Dengan mengetahui pola siklus menstruasi akan membantu dalam memperkirakan siklus menstruasi yang akan datang.
Siklus dan lamanya menstruasi dapat diketahui dengan membuat catatan pada kalender. Tandai setiap hari ke-1 siklus menstruasi yang terjadi setiap bulannya dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan cara ini, Anda dapat mengetahui pola siklus menstruasi pada diri Anda.

Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14 terjadi pelepasan telur dari ovarium (disebut ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba falopii dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin sehingga terjadilah kehamilan.

Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan atau disebut sebagai siklus menstruasi. Siklus dapat berlangsung selama 3-5 hari, terkadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.


Siklus menstruasi dibagi menjadi 3 fase, yakni fase folikuler, fase ovulatoir, dan fase luteal.
• Fase Folikuler
Fase folikuler dimulai dari hari ke-1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.

Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
• Fase Ovulatoir
Fase ovulatoir dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
• Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.

Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi.

Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri.
Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
YANG KERAP DIALAMI SAAT MENSTRUASI

Nyeri Haid
Kebanyakan remaja putri sering mengalami kram sewaktu menstruasi. Rasa sakit di perut bagian bawah, kadang meluas ke pinggul, punggung bagian bawah atau paha. Bahkan ada yang merasa mual, muntah, atau diare.

Sedikit kram perut pada hari pertama atau kedua haid yang terjadi merupakan hal yang biasa. Lebih dari separuh perempuan mengalaminya. Namun sekitar 10% perempuan mengalami rasa sakit yang demikian hebat hingga perlu minum obat untuk dapat mengatasi rasa sakit tersebut.

Bila tidak ada kelainan ginekologis, rasa nyeri tersebut disebut dismenorea primer. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar prostaglandin (zat yang membuat otot-otot rahim berkontraksi dan melepaskan dindingnya). Meskipun sakit, dismenorea primer tidak berbahaya. Rasa nyeri ini biasanya lenyap pada pertengahan usia 20-an atau setelah melahirkan.

Rasa nyeri yang disebabkan oleh gangguan ginekologis disebut dismenorea sekunder. Hal ini bisa disebabkan oleh tumor fibroid (suatu tumor jinak pada dinding rahim), penyakit yang ditularkan akibat hubungan seksual, endometriosis, penyakit radang panggul, adanya kista atau tumor pada indung telur.

Untuk mengatasi nyeri haid, Anda dapat meminum obat untuk menghilangkan rasa nyeri. Atau cobalah berendam dengan air hangat. Namun segeralah ke dokter jika nyeri haid menghebat atau disertai demam, merasa mual yang tidak biasa, muntah atau nyeri perut, atau jika tetap nyeri setelah hari ketiga haid.
Menstruasi yang Tidak Teratur
Remaja putri kadang mengalami menstruasi yang tidak teratur. Menstruasi yang tidak teratur ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar hormon akibat stres atau sedang dalam keadaan emosi. Di samping itu, perubahan drastis dalam porsi olahraga atau perubahan berat badan yang drastis juga dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur.

Di sinilah pentingnya mengetahui pola siklus menstruasi Anda. Buatlah catatan siklus menstruasi Anda selama 3 bulan. Catat hari pertama menstruasi, pada hari ke berapa darah banyak keluar, kapan menstruasinya berhenti. Catatan ini diperlukan untuk mengevaluasi perubahan menstruasi.

Selengkapnya...

Pendidikan Seks Remaja, Masih Perlukah?

Posted by meirina Label:


Selama ini banyak kalangan yang mempertanyakan kegunaan pendidikan seks bagi remaja. Benarkah tidak ada gunanya? Bagaimana status pendidikan seks di luar negeri? Mari kita simak untuk perbandingan!
ScienceDaily (Mar.20, 2008). Riset terbaru menunjukkan bahwa pendidikan seks komprehensif dapat mengurangi kemungkinan kehamilan remaja, dan tidak ada indikasi bahwa hal tersebut meningkatkan level hubungan seks atau penyakit menular seksual (PMS).



“Sama sekali tidak membahayakan untuk mengajari remaja mengenai kontrol kelahiran, sebagai tambahan dari penolakan hubungan seks,’ demikian kata pimpinan kajian, Pamela Kohler, Manajer program pada Universitas Washington di Seattle. Orang tua dan pendidik telah lama berargumentasi, apakah siswa harus mendapatkan pengajaran kontrol kelahiran, atau secara mudah bilang saja tidak terhadap seks bebas. Opsi mana yang lebih baik untuk menunda hubungan seks pada remaja.
Kohler dan kolega mengamati hasil dari survei nasional Amerika Serikat tahun 2002 dan berfokus pada remaja heteroseksual umur 15 sampai 19 tahun. Penemuan ini- berdasarkan respon dari 1719 remaja- dipublikasi pada journal of Adolescent Health. Setelah mereview hasil, peneliti menemukan bahwa satu dari empat remaja menerima pendidikan penolakan hubungan seks saja. Sembilan persen, terutama di daerah miskin dan pedesaan, tidak menerima pendidikan seks sama sekali. Dua pertiga sisanya menerima instruksi komprehensif, dengan diskusi kontrol kelahiran dan penolakan hubungan. Remaja yang menerima pendidikan seks komprehensif memiliki kemungkinan 60 persen lebih kecil untuk mendapatkan kehamilan, dibandingkan yang tidak menerima pendidikan seks sama sekali. Kemungkinan kehamilah adalah 30 persen lebih rendah pada mereka yang hanya menerima pendidikan penolakan hubungan seks saja, dibanding mereka yang tidak menerima hubungan seks, namun peneliti mengasumsikan bahwa angka tersebut kurang signifikan secara statistik, sebab beberapa remaja yang masuk dalam kategori diteliti.
Walau mereka juga tidak mencapai signifkansi statistik, survei lain juga menganjurkan bahwa pendidikan seks komprehensif, bukan penolakan hubungan seks saja, mengurangi kemungkinan remaja terlibat pada hubungan vaginal. Kedua pendekatan tersebut tidak dilaporkan mengurangi kemungkinan PMS, namun hasil tersebut secara statistik tidak signifikan. Bagaimanapun, penemuan tersebut mendukung diberikannya pendidikan seks komprehensif, demikian tandas Kohler. ‘Tidak ada bukti untuk mendukung bahwa pendidikan penolakan hubungan seks saja mengurangi kemungkinan terjadinya hubungan seks, atau kehamilan’, kata Kohler lagi.
Don Operario, PhD., profesor pada Universitas Oxford di Inggris mengatakan bahwa kajian tersebut memberikan ‘bukti lebih jauh’, terhadap kegunaan pendidikan seks komprehensif dan ketidak efektifitas dari pendekatan penolakan hubungan seks saja. Bagaimanapun, kajian tersebut tidak menunjukkan bagaimana pendidik harus mengimplementasikan pendidikan seks komprehensif pada ruang kelas, demikian kata Operario, yang mempelajari pendidikan seks. ‘Kita memerlukan pemahaman lebih baik terhadap cara yang paling efektif untuk memberikan tipe pendidikan dalam rangka untuk memaksimalkan pemahaman murid dan penerimaan komunitas’, kata Operario.

sumber:Kohler PK, Manhart LE, Lafferty WE. Abstinence-only and comprehensive sex education and the initiation of sexual activity and teen pregnancy. J Adolesc Health 42(4), 2008.

Selengkapnya...